Kali ini gue ingin mengisahkan sebuah kisah
klasik *apaansih* wkwk.. Kejadiannya tanggal 08-10 September 2015. Udah agak
lama ya. Udah basi malahan. Tapi bagi gue ga ada pengalaman yang basi, semuanya
seperti tabungan yang akan membuat kita menghasilkan yang lebih baik, jika
saatnya tiba. Maka mumpung masih ada kesempatan, raihlah pengalaman dan
pengetahuan sebanyak mungkin. Karena tidak ada ilmu yang menjadi benalu di
otak. Semuanya akan terpakai dan berperan dalam hidup ini, tanpa kita sadari.
Back to topic.. Jadi, gue mau cerita kisah
kekalahan gue di Lomba Kadarkum Tingkat Pusat tahun 2015 DKI Jakarta. Lomba
dilaksanakan di Gedung BPHN, Cililitan, Jakarta Timur. Lomba ini diikuti oleh
23 tim yang merupakan pelajar dari SMA/SMK/MA dan sederajatnya. Salah satu dari
23 tim itu, so pasti tim gue haha..
Materi Lomba Kadarkum tahun kemarin adalah UU
No. 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, UU No.
44 Tahun 2008 tentang Pornografi, UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), UU
No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dan UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan. Banyak juga kan tuh materinya. Bayangkan, gue harus
hapalin beratus-ratus ayat Undang-Undang
Sekolah gue mengirim perwakilannya sebanyak 1
tim doang, yang terdiri dari gue, Agas, Pear, Adela dan Azzura. Kok banyak
banget 1 tim nya? Iya emang banyak. 1 tim berisi 5 orang wkwk.. Atas dasar apa
gue dipilih? Gue pinter PKn atau pinter hapal? ENGGA !!! hehe.. Gue juga gatau
kenapa gue bisa dipilih. Mungkin karena gue terlihat paling menonjol dan aktif
di kelas, ntahlah. Trus gue ngomong ke guru yang milih gue kalau gue ga bisa
ngikut lomba ginian. Eh tapi tetep disuruh ikut-ikut aja. Katanya buat
pengalaman. Ya sudah deh hehe..
Yang jelas, pas gue dapet tumpukan materi
Undang-Undang (UU) yang harus gue hapalin, gue cuma ketawa-tawa aja. Kenapa?
Karena materinya bejibun alias banyak banget. Ngilu hapalinnya. Gue juga ga
terlalu hobi sama hukum, makanya ga terlalu suka baca UU. Gue susah paham kalo
baca tentang gituan.
Seminggu sebelum lomba, diadakanlah technical
meeting. Di technical meeting itu dilakukan pengundian untuk membagi 23 tim
menjadi 6 sesi pertandingan. Inilah hasil pengundiannya :
Sesi 1 : SMKN 58, SMAN 13, SMKN 5, SMAN 81
Sesi 2 : SMAN 28, SMAN 78, SMKN 48, SMAN 48
Sesi 3 : SMAN 40, SMAN 98, SMAN 12, SMKN 10
Sesi 4 : SMAN 61, SMAN 14, SMAN 99, SMA IT
Nurul Fikri
Sesi 5 : SMAN 60, SMAN 9, SMAN 39, SMAN 26
Sesi 6 : SMAN 45, SMAN 2, SMAN 62
Lomba Kadarkum ini berbentuk cerdas cermat,
yang terdiri dari babak penyisihan 1, babak perempat final, babak semifinal,
dan babak final. Dari masing-masing tim, yang akan melanjutkan dari babak
penyisihan 1 ke babak perempat final yaitu 2 tim dari masing-masing sesi, jadi
total ada 12 tim. Lalu akan diadu lagi 1 sesi sebanyak 3 tim, dan diambil 2 tim
lagi untuk melaju ke babak semifinal, total 8 tim. Untuk masuk ke babak final,
diambil 2 tim dari masing-masing sesi, yang 1 sesi nya dilombakan 4 tim.
Pemenangnya adalah juara 1, 2, 3, dan harapan 1. Hadiah bagi para pemenang
adalah berupa smartphone atau tab. Lumayan kan wkwk..
Tengoklah kembali ke hasil pengundian tadi.
Lihat baik-baik sesi 2. Asal readers tau ya, tim gue ketemu dengan para juara
bertahan tahun lalu, yaitu SMAN 48 dan SMAN 28. Agak mengerikan juga ya hmm..
Tapi tentu saja tim gue ga mau kalah duluan sebelum berperang. Maju terus
pantang mundur hehe…
Setelah technical meeting itu, tim gue langsung
ngumpul untuk merundingkan pembagian materi yang harus dipelajari. Selain itu,
kami masing-masing membuat 2 pertanyaan untuk ditanyakan ke tim yang lain saat
cerdas cermat nanti. Setelah mencoba menghapal dan memahami seluruh isi UU tersebut,
hari perlombaan pun tiba.
Perlombaan Kadarkum Babak Penyisihan 1 pun
dimulai. Oh iya, sebelum cerdas cermatnya dimulai, masing-masing tim harus
menampilkan yel-yel yang telah dibuat. Ya untuk menambah semangat aja lah haha…
Tahap pertama adalah tanya jawab antar tim. Jadi, kami masing-masing mengajukan
pertanyaan sesuai dengan materi yang diberikan oleh juri. Tidak ada pengurangan
poin di tahap ini. Tim gue berhasil mengumpulkan poin yang lumayan banyak.
Tahap kedua adalah tahap pertanyaan bonus. Dimana
setiap tim akan memilih 1 amplop yang berisi sebuah pertanyaan, yang akan
diberikan oleh juri. Di tahap 2 ini, tim gue bisa menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh juri.
Tahap ketiga adalah tahap pertanyaan rebutan. Dimana
akan dibacakan 8 pertanyaan dan masing-masing tim akan berebut menekan bel
terlebih dulu untuk mendapat kesempatan menjawab pertanyaan. Tapi kita harus
hati-hati disini. Karena bel baru dapat ditekan apabila pembacaan soal sudah
sampai pada awal kata tanya/perintah. Jika bel sudah ditekan terlebih dahulu
sebelum itu, maka nilai timnya akan dikurangi 50 point dan dilarang merebut
satu soal selanjutnya.
Pada tahap ini, sejujurnya gue merasa kecewa dan
kesal. Karena banyak pertanyaan yang sebenernya tim gue tau, tapi kalah cepet
mencet bel. Jadinya udah keburu kerebut sama tim yang lain. Agak nyesek ya..
Udah belajar materi banyak-banyak, hapalin semuanya, eh malahan ga bisa jawab
karena kurang cepet mencet bel L Tapi itulah sebuah pelajaran hidup.
Kapan-kapan kalo ada lomba cerdas cermat lagi, gue akan latihan mencet bel.
Karena ini salah satu penentu kemenangan yang mutlak.
Dan menurut gue, ada peraturan/tata tertib yang
tertulis di lembaran kertas yang dikasih ke masing-masing tim, tapi ga
diterapkan. Jadi pas babak rebutan itu, ketiga tim yang lainnya sering mencet
bel sebelum soal dibacakan sampai pada awal kata tanya/perintah. Di peraturan,
seharusnya point tim tersebut dikurangi 50 dan ga boleh ikut rebutan pada satu
soal berikutnya. Tapi pada kenyataannya, tim mereka hanya ga dibolehin ikut
rebutan satu soal berikutnya, dan ga dikurangin 50 point. Betapa kecewanya gue
karena peraturan lomba ga diterapin. Tim gue gugur di penyisihan 1, dan yang
maju ke babak selanjutnya adalah SMAN 28 dan SMAN 48.
Bukan soal menang atau kalah, tapi soal
sportivitas. Tim gue sebenernya akan legowo menerima kekalahan itu jika memang peraturannya
dilaksanakan sebagaimana mestinya dan mungkin emang mereka lebih jago dan
berpengalaman. Tapi mereka secara tidak langsung menang karena peraturan yang
menguntungkan bagi mereka, sangat disayangkan. Jadi sebenernya lomba ini
membawa luka dan kekesalan sendiri. Ya sudahlah semuanya sudah berlalu. Semoga
tahun depan lebih baik lagi dalam pelaksanaan lomba dan peraturannya, agar ga
ada pihak yang dirugiin.
Dan terakhir yang gue liat dari pengumuman di
website BPHN, lomba kadarkum dimenangkan oleh SMAN 28. Juara kedua SMAN 48.
Juara ketiga SMA IT Nurul Fikri. Juara keempat SMAN 61. Congrats buat kalian
semua. Kalian memang yang terbaik.