Kali ini gue mau cerita tentang pengalaman gue
ikut Olimpiade Sains Terapan Nasional (OSTN) bidang Matematika Non Teknologi.
OSTN adalah lomba yang diselenggarakan di tingkat SMK untuk 5 mata pelajaran,
yaitu matematika non teknik, matematika teknik, fisika terapan, kimia terapan
dan biologi terapan. Sayangnya gue baru aja dapet kabar dari sekolah gue, bahwa
mulai tahun ini, OSTN udah diganti dengan lomba kreativitas dan wirausaha gitu.
Gue juga ga terlalu ngerti lombanya jadi gimana dan alasannya diganti. Jadi,
mungkin aja kalau tahun gue adalah tahun terakhir terselenggaranya OSTN.
Pertama kali gue ikut OSTN tingkat kabupaten Jakarta
Timur yaitu kelas 10. Waktu itu gue masih inget kalau lombanya diadakan hari
senin, tapi gue baru tahu info pelaksanaan lombanya pas hari jumat. Jadi gue cuman
belajar selama 2 hari. Siap ga siap gue jalani aja. Gue bersikap pasrah waktu
itu karena dari SMP gue ikut lomba matematika, gue selalu kalah. Makanya gue
pesimis dan gue sekedar ikut aja karena gue ditunjuk sama guru gue.
Ada 2 orang lainnya yang ikut lomba ini juga,
yaitu 1 orang kakak kelas gue dan 1 temen sekelas gue. Perlombaan dimulai, dan
gue membaca soal satu per satu. Gue kaget karena soal yang dikeluarkan
merupakan soal yang tergolong mudah. Gue langsung menjawab soal-soal tersebut.
Ada beberapa soal yang gue ga bisa, karena gue belum mempelajari materi
tersebut. Gue yang statusnya masih kelas 10, harus melawan anak-anak lainnya
yang mungkin sudah kelas 11 dan 12, termasuk kakak kelas gue sendiri.
Setelah waktu mengerjakan habis, gue keluar
ruangan dan gue hanya bisa berdoa agar diberikan hasil yang terbaik. Gue gatau
bisa lolos ke tingkat selanjutnya atau engga. Dan hasilnya akan diumumkan besok
harinya melalui pihak sekolah dan website. Jujur waktu itu gue ga terlalu
mengharapkan, namannya juga baru pertama kali ikut. Gue juga ga terlalu yakin.
Besok paginya, gue dipanggil oleh guru gue, dan
mereka langsung mengucapkan selamat pada gue. Gue bingung dengan kehebohan di
pagi itu. Mereka memberitahu jika gue juara 1. What?? Gue ga nyangka. Dan
ternyata kakak kelas gue juara 2. Bagaimana bisa? Mungkin itu suatu kebetulan
yang paling ajaib. Saat itu, gue langsung dipersiapkan untuk mengikuti tingkat
selanjutnya yaitu tingkat propinsi DKI Jakarta.
Waktu persiapan hanya sekitar 2 minggu. Menurut
gue, itu udah lebih dari cukup. Yang membedakan dari tahun-tahun sebelumnya
adalah OSTN tingkat Jakarta kali ini terdapat tes psikotesnya. Jadi, sehari
sebelum mengerjakan soal matematika, gue harus mengerjakan tes IQ gitu selama 4
jam full. Cukup melelahkan, tapi lumayanlah buat tes IQ gue. Gue udah lama juga
ga tes IQ. Besoknya adalah mengerjakan soal matematika yang dibagi menjadi 2
sesi. Hasil akan diumumkan seminggu kemudian. Agak lama karena menunggu hasil
tes IQ. Nilai IQ kita mempengaruhi untuk menentukan siapa yang juara.
Dan ternyata, gue juara 3. Setelah gue liat
nilai yang gue peroleh, gue sedikit kecewa karena ternyata gue kalah di tes IQ.
Jika tes IQ ga ada, gue bisa juara 2. Sedih rasanya, tapi hal ini membawa
pengalaman bagi diri gue sampai saat ini. Sedangkan kakak kelas gue juara 1.
Jadi dia berhak untuk melanjutkan ke tingkat nasional, yaitu se-Indonesia.
Tahun itu dilaksanakan di Lombok, NTB. Gue membayangkan betapa enaknya bisa
lomba sampai ke tingkat nasional. Sesuatu yang belum pernah berani gue impikan
sebelumnya. Gue berharap di tahun depan gue bisa sampai ke tingkat nasional, mengikuti
jejak kakak kelas gue.
Singkat cerita, kakak kelas gue meraih juara 2
di tingkat nasional, dan dia mendapat medali perak. Gue turut bangga dan
bahagia mendengar berita itu. Sekolah menyambut kepulangan kakak kelas gue yang
membawa kemenangan itu dengan penuh sukacita. Namun, ketika itu juga, tekanan
menghujam ke diri gue. Karena setiap guru yang gue temui mulai dari hari itu,
selalu menyatakan harapannya agar gue meraih medali emas tahun depan. Sungguh
beban yang berat. Gue sendiri ga yakin apa gue bisa masuk nasional. Membayangkan
diri gue mengalungkan medali emas adalah hal yang sedikit gue rasa mustahil.
Sesuatu di luar sangkaan gue pun terjadi. Lanjut di part 2.
wah saya juga jadi peserta OSTN SMK bidang kimia tahun 2012 tapi cuman sampai tingkat provinsi jateng di UNDIP dulu, baca ya kisakhu http://koreajepara.blogspot.com/2017/09/kisahku-mengikuti-lomba-ostn-smk.html thank you
BalasHapus