Keberhasilan (yang tertunda) OSTN Part 1

Diposting oleh Label: di

Kali ini gue mau cerita tentang pengalaman gue ikut Olimpiade Sains Terapan Nasional (OSTN) bidang Matematika Non Teknologi. OSTN adalah lomba yang diselenggarakan di tingkat SMK untuk 5 mata pelajaran, yaitu matematika non teknik, matematika teknik, fisika terapan, kimia terapan dan biologi terapan. Sayangnya gue baru aja dapet kabar dari sekolah gue, bahwa mulai tahun ini, OSTN udah diganti dengan lomba kreativitas dan wirausaha gitu. Gue juga ga terlalu ngerti lombanya jadi gimana dan alasannya diganti. Jadi, mungkin aja kalau tahun gue adalah tahun terakhir terselenggaranya OSTN.

Pertama kali gue ikut OSTN tingkat kabupaten Jakarta Timur yaitu kelas 10. Waktu itu gue masih inget kalau lombanya diadakan hari senin, tapi gue baru tahu info pelaksanaan lombanya pas hari jumat. Jadi gue cuman belajar selama 2 hari. Siap ga siap gue jalani aja. Gue bersikap pasrah waktu itu karena dari SMP gue ikut lomba matematika, gue selalu kalah. Makanya gue pesimis dan gue sekedar ikut aja karena gue ditunjuk sama guru gue.

Ada 2 orang lainnya yang ikut lomba ini juga, yaitu 1 orang kakak kelas gue dan 1 temen sekelas gue. Perlombaan dimulai, dan gue membaca soal satu per satu. Gue kaget karena soal yang dikeluarkan merupakan soal yang tergolong mudah. Gue langsung menjawab soal-soal tersebut. Ada beberapa soal yang gue ga bisa, karena gue belum mempelajari materi tersebut. Gue yang statusnya masih kelas 10, harus melawan anak-anak lainnya yang mungkin sudah kelas 11 dan 12, termasuk kakak kelas gue sendiri.

Setelah waktu mengerjakan habis, gue keluar ruangan dan gue hanya bisa berdoa agar diberikan hasil yang terbaik. Gue gatau bisa lolos ke tingkat selanjutnya atau engga. Dan hasilnya akan diumumkan besok harinya melalui pihak sekolah dan website. Jujur waktu itu gue ga terlalu mengharapkan, namannya juga baru pertama kali ikut. Gue juga ga terlalu yakin.

Besok paginya, gue dipanggil oleh guru gue, dan mereka langsung mengucapkan selamat pada gue. Gue bingung dengan kehebohan di pagi itu. Mereka memberitahu jika gue juara 1. What?? Gue ga nyangka. Dan ternyata kakak kelas gue juara 2. Bagaimana bisa? Mungkin itu suatu kebetulan yang paling ajaib. Saat itu, gue langsung dipersiapkan untuk mengikuti tingkat selanjutnya yaitu tingkat propinsi DKI Jakarta.

Waktu persiapan hanya sekitar 2 minggu. Menurut gue, itu udah lebih dari cukup. Yang membedakan dari tahun-tahun sebelumnya adalah OSTN tingkat Jakarta kali ini terdapat tes psikotesnya. Jadi, sehari sebelum mengerjakan soal matematika, gue harus mengerjakan tes IQ gitu selama 4 jam full. Cukup melelahkan, tapi lumayanlah buat tes IQ gue. Gue udah lama juga ga tes IQ. Besoknya adalah mengerjakan soal matematika yang dibagi menjadi 2 sesi. Hasil akan diumumkan seminggu kemudian. Agak lama karena menunggu hasil tes IQ. Nilai IQ kita mempengaruhi untuk menentukan siapa yang juara.

Dan ternyata, gue juara 3. Setelah gue liat nilai yang gue peroleh, gue sedikit kecewa karena ternyata gue kalah di tes IQ. Jika tes IQ ga ada, gue bisa juara 2. Sedih rasanya, tapi hal ini membawa pengalaman bagi diri gue sampai saat ini. Sedangkan kakak kelas gue juara 1. Jadi dia berhak untuk melanjutkan ke tingkat nasional, yaitu se-Indonesia. Tahun itu dilaksanakan di Lombok, NTB. Gue membayangkan betapa enaknya bisa lomba sampai ke tingkat nasional. Sesuatu yang belum pernah berani gue impikan sebelumnya. Gue berharap di tahun depan gue bisa sampai ke tingkat nasional, mengikuti jejak kakak kelas gue.



Singkat cerita, kakak kelas gue meraih juara 2 di tingkat nasional, dan dia mendapat medali perak. Gue turut bangga dan bahagia mendengar berita itu. Sekolah menyambut kepulangan kakak kelas gue yang membawa kemenangan itu dengan penuh sukacita. Namun, ketika itu juga, tekanan menghujam ke diri gue. Karena setiap guru yang gue temui mulai dari hari itu, selalu menyatakan harapannya agar gue meraih medali emas tahun depan. Sungguh beban yang berat. Gue sendiri ga yakin apa gue bisa masuk nasional. Membayangkan diri gue mengalungkan medali emas adalah hal yang sedikit gue rasa mustahil. Sesuatu di luar sangkaan gue pun terjadi. Lanjut di part 2.

1 komentar:

  1. wah saya juga jadi peserta OSTN SMK bidang kimia tahun 2012 tapi cuman sampai tingkat provinsi jateng di UNDIP dulu, baca ya kisakhu http://koreajepara.blogspot.com/2017/09/kisahku-mengikuti-lomba-ostn-smk.html thank you

    BalasHapus

Back to Top